
Sultanews.com, Prestasi membanggakan diraih salah satu Desa di Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berhasil mewakili Provinsi Kalimantan Timur pada Lomba Desa Berkinerja Baik untuk Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Nasional.
Desa tersebut adalah Desa Muara Wis, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Lomba tersebut akan diikuti oleh 26 provinsi di seluruh Indonesia. Penilaian lomba ini dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga Nasional.
“Pada Selasa, 12 Agustus 2025 lalu, Pemerintah Desa Muara Wis beserta perangkat desa, Pemerintah Kecamatan Muara Wis, TP PKK Desa Muara Wis, TP PKK Kecamatan Muara Wis, Puskesmas Muara Wis, PLKB, kader posyandu, KPM, serta tenaga kesehatan desa, hadir di Kantor DPMD Kaltim untuk mengikuti wawancara virtual nominasi lomba tersebut,” ungkap Kades Muara Wis Kasmir.
Kasmir mengatakan, pihaknya juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh lintas sektor yang telah bekerja sama dan berkolaborasi dalam Program Sicekatan, sehingga mampu mengantarkan Desa Muara Wis berkompetisi di tingkat nasional.
“Mohon doa dan dukungannya, semoga Desa Muara Wis dapat meraih hasil terbaik dan membawa nama baik Provinsi Kalimantan Timur di tingkat nasional, ” katanya.
Sebagai informasi, Dalam lomba ini Desa Muara Wis memperoleh nilai 33. Sedangkan juara kedua diraih Desa Tebru Paser Damai, Kecamatan Batu Engau, Paser, dengan nilai 30. Kemudian juara tiga dikantongi Desa Muara Bengkal Ilir, Kecamatan Muara Bengkal, Kutai Timur, dengan nilai 25.
Kasmir menjelaskan, tim penilai tertarik dengan program inovasi Kolaborasi Cegah dan Atasi Stunting (Si Cekatan) milik Desa Muara Wis. Program tersebut terintegrasi antara pemerintah desa, posyandu, masyarakat, pemerintah kabupaten dan pihak ketiga.
“Tahun 2024 jumlah bayi stunting di desa kami sebanyak 29 anak, berkat penanganan intensif secara kolaborasi, maka tahun ini ada dua anak yang berhasil dipulihkan atau tidak stunting lagi ditandai dengan penambahan tinggi badan dan berat badan,” terangnya.
Kemudian lanjutnya, ada beberapa keluarga tidak mampu yang berisiko melahirkan anak stunting, namun berkat gencarnya edukasi dan pemberian makanan tambahan bergizi, anak yang dilahirkan tersebut ternyata tidak stunting.
“Untuk program ini dialokasikan dari anggaran dari dana desa (DD), antara lain untuk tambahan makanan di posyandu pada 2024 senilai Rp23,76 juta dan 2025 Rp29,7 juta, untuk pemberian makanan tambahan (PMT) pada 2024 sebesar Rp29,14 juta dan 2025 sebesar Rp35 juta, ” tandasnya. (ADV/AR)